Separuh Wanita Tua Indonesia Menderita Osteoporosis

Sebuah data statistik menunjukkan, sebanyak 23 persen wanita Indonesia yang berusia 50-80 tahun menderita osteoporosis alias pengeroposan tulang. Kalau diperkecil lagi interval usianya, 53 persen dari wanita Indonesia yang berusia 70-80 tahun mengidap osteoporosis. Padahal, ini data tahun 2006. Bagaimana sekarang? Entahlah. Yang jelas, risiko wanita mengidap osteoporosis empat kali lebih besar dari pria. Meski demikian, penyakit ini terkadang juga menyerang pria, bahkan wanita muda dan anak-anak. Mengerikan? Tentu. Apa penyebabnya? Diperkirakan, penyebab utamanya kekurangan kalsium. Gejalanya? Umumnya tak ada tanda-tanda di fase awal. Namun, beberapa kondisi berikutnya dapat dijadikan acuan: sakit di punggung, postur tubuh terbungkuk, tinggi badan berkurang, dan sering terkena cedera tulang. Berkurangnya kepadatan dapat membuat tulang rentan retak, yang biasanya terjadi di tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau pangkal paha.

Tulang beregenerasi dari waktu ke waktu. Artinya, tulang yang rapuh berganti dengan yang baru. Saat kanak-kanak, tulang tumbuh dan mampu memperbarui diri dengan cepat. Pada usia 16-18 tahun, tulang perlahan-lahan akan berhenti tumbuh, sementara massanya terus bertambah hingga usia akhir 20-an. Namun, proses ini melambat bersama pertambahan usia. Perlahan, kepadatannya berkurang, dan proses ini dimulai sekitar umur 35 tahun.

Bagaimana mengatasinya? Inilah beberapa caranya. (1) Kurangi konsumsi gula. (2) Pilih makanan yang kaya dengan vitamin D dan kalsium. (3) Lakukan deteksi dini berupa pemeriksaan densitas tulang. (4) Dapatkan paparan sinar matahari pagi yang cukup. (5) Lakukan olahraga beban yang cukup. (6) Jaga keseimbangan estrogen. (7) Konsumsi kolagen, karena ia bisa membantu tubuh meningkatkan kepadatan tulang dengan cara meregenerasi tulang rawan.

Banyak produk berbasiskan kolagen yang ditawarkan di pasaran saat ini. Namun, sekitar 80% di antaranya berasal dari luar negeri, atau berasal dari bahan baku sintetis. Tentu kehalalan dan keamanan pemakaiannya dalam jangka panjang diragukan. Berbeda dengan Kola Go. Ini adalah minuman serbuk yang mengandung kolagen halal dalam jumlah yang cukup besar. Selain kolagen yang diolah dari tulang sapi, Kola Go mengandung whey, serbuk cokelat, mineral alga, dan fiber.

Kini, produk ini sudah bisa Anda dapatkan di apotek, toko obat, dan outlet lainnya di kota Anda. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi IG @kolago.co.id dan FB @kesehatan sendi dan tulang.