Banyak gejala yang terjadi pada wanita di fase pascamenopause. Di antaranya adalah penurunan kadar estrogen. Padahal, hormon seks wanita ini memegang peranan penting dalam mempertahankan kekuatan tulang mereka. Karena itu, menopause identic dengan pengeroposan tulang (osteoporosis).
Penelitian menunjukkan, penurunan kadar estrogen sudah mulai terjadi di usia 35, dengan gejala gangguan haid. Kendati demikian, munculnya osteoporosis dipicu oleh sejumlah faktor risiko, seperti genetik (ras, jenis kelamin, riwayat keluarga), nutrisi (kalsium, kafein, alkohol), pola hidup (merokok, kurang olahraga, atau kurang aktivitas), obat (kortikosteroid, antikonvulsan atau antikejang, antasid), dan endokrin (usia menopause atau gangguan hormon lain).
Ada dua klasifikasi osteoporosis: primer dan sekunder. Yang primer disebabkan usia tua atau menopause, dan yang sekunder oleh gangguan endokrin, obat, dan gaya hidup. Kebutuhan terhadap kalsium wanita normal sebelum menopause 800 mg/hari. Karena terjadi penurunan estrogen pada wanita menopause, penyerapan kalsium ikut turun. Karena itu, kebutuhan terhadap kalsium meningkat menjadi 800 hingga 1.500 mg. Selain osteoporosis, menopause dapat memicu penyakit jantung koroner, alzeimer, stroke, kanker usus besar, kerontokan gigi, dan katarak.
Untuk mengurangi bahaya akibat osteoporosis, hal pertama yang harus dilakukan adalah menengidentifikasi faktor risiko. Bisa juga melakukan pemeriksaan densitas tulang atau pemeriksaan laboratorium. Setelah hasil didapat, langkah berikutnya adalah memerhatikan nutrisi, melakukan pengobatan, dan memperbaiki pola hidup.
Pencegahan juga bisa dilakukan dengan memenuhi asupan kalsium dan fosfor yang cukup, paparan matahari yang cukup, olahraga beban yang cukup, gaya hidup yang sehat, dan menjaga keseimbangan estrogen. Tapi, jika Anda sudah terserang osteoporosis, lindungilah diri Anda dari kecelakaan, jatuh, atau benturan yang dapat mengakibatkan patah tulang.
Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan rutin mengonsumsi nutrisi menyehatkan, terutama yang mengandung kalsium, fosfor, dan kolagen. Banyak produk berbasiskan kolagen ditawarkan saat ini. Namun, sekitar 80% di antaranya berasal dari luar negeri, atau berasal dari bahan baku sintetis. Tentu kehalalan dan keamanan pemakaiannya dalam jangka panjang diragukan. Berbeda dengan Kola Go. Ini adalah minuman serbuk yang mengandung kolagen halal yang diolah dari tulang sapi. Kola Go juga mengandung whey, fiber, cokelat, serta mineral alga. Semua dalam bentuk bubuk dengan partikel berukuran nano, sehingga mudah diserap sel. Dan mineral yang tardapat dalam alga ini adalah kalsium dan fosfor.
Kini, produk ini sudah bisa Anda dapatkan di apotek, toko obat, dan outlet lainnya di kota Anda. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi IG @kolago.co.id dan FB @kesehatan sendi dan tulang.