Menopause, Osteoporosis, dan Kola Go!

Banyak gejala yang terjadi pada fase pascamenopause. Dan yang utama adalah penurunan kadar estrogen. Padahal, hormon seks ini memegang peranan penting dalam mempertahankan kekuatan tulang wanita. Penurunan ini bisa mengakibatkan terjadinya pengeroposan tulang (osteoporosis). Tapi, kapan mulai terjadi? Penelitian menunjukkan, sebenarnya hal itu sudah mulai terjadi di usia 35 tahun, dengan gejalanya berupa gangguan haid. Tapi, saat wanita telah memasuki menopause, gejala itu berlangsung lebih cepat. Kendati demikian, munculnya osteoporosis bergantung kepada sejumlah faktor risiko, seperti genetik (ras, jenis kelamin, riwayat keluarga), nutrisi (kalsium, kafein, alkohol), pola hidup (merokok, kurang olahraga, atau kurang aktivitas), obat (kortikosteroid, antikonvulsan atau antikejang, antasid), dan endokrin (usia menopause atau gangguan hormon lain).

Ada dua klasifikasi osteoporosis: primer dan sekunder. Yang primer disebabkan usia tua atau menopause, dan yang sekunder oleh gangguan endokrin, obat, dan gaya hidup. Kebutuhan akan kalsium pada wanita normal sebelum menopause 800 mg/hari. Karena terjadi penurunan estrogen pada wanita menopause, penyerapan kalsium ikut turun. Karena itu, kebutuhan terhadap kalsium meningkat menjadi di atas 800 hingga 1.500 mg. Selain osteoporosis, menopause dapat memicu penyakit jantung koroner, alzeimer, stroke, kanker usus besar, kerontokan gigi, dan katarak.

Untuk mengurangi bahaya akibat osteoporosis, yang harus dilakukan adalah menengidentifikasi faktor risiko, lalu deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan densitas tulang atau pemeriksaan laboratorium di rumah sakit. Setelah mendapat hasil, langkah berikutnya adalah memerhatikan nutrisi, melakukan pengobatan, dan memperbaiki pola hidup. Pencegahan juga bisa dilakukan dengan memenuhi asupan kalsium yang cukup, paparan matahari yang cukup, olahraga beban yang cukup, gaya hidup yang sehat, dan menjaga keseimbangan estrogen. Dan jika Anda sudah terkena osteoporosis, penting bagi Anda untuk melindungi diri terhadap kecelakaan, jatuh, atau benturan yang dapat mengakibatkan patah tulang.

Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan rutin mengonsumsi nutrisi kolagen, kalsium, dan fosfor. Untuk diketahui, kekuatan tulang dan sendi bergantung kepada keserasian ikatan tulang, sendi di sekitarnya, tulang rawan penyangganya, dengan otot yang mengikatnya. Bila kepaduan ini terganggu, muncul berbagai jenis penyakit rematik, seperti osteoporosis, nyeri sendi, dan nyeri otot. Ini biasanya terjadi ketika tubuh tak lagi mampu memproduksi sendiri kolagen secara sempurna, yakni di usia 30 tahun ke atas. Jika penyakit-penyakit tersebut merongrong, aktivitas sehari-hari tentu tak lagi bisa dijalankan dengan lancar. Untuk itu, mengonsumsi produk yang mengandung ketiga unsur tersebut sangatlah penting.

Kola Go adalah minuman serbuk yang mengandung kolagen halal dalam jumlah yang cukup besar. Selain kolagen yang diolah dari tulang sapi, Kola Go juga terbuat dari whey, serbuk cokelat, dan mineral alga berupa kalsium dan fosfor. Sekarang, produk ini sudah bisa Anda dapatkan di apotek, toko obat, dan outlet lainnya di kota Anda. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi IG @kolago.co.id dan FB @kesehatan sendi dan tulang.