Banyak orang belum tua tapi sudah kena sakit lutut. Dampak yang dirasakan mereka bervariasi. Ada yang baru berumur 45 tapi sudah tak bisa berolahraga. Ada yang baru berumur 50 tapi sudah tak bisa naik-turun tangga. Dan ada yang baru berumur 55 tapi sudah terpincang-pincang.
Sakit lutut biasanya berupa rasa nyeri yang terjadi di dalam dan di sekitar sendi lutut. Penyebabnya bisa berupa masalah dengan sendi itu sendiri tapi bisa juga kondisi jaringan lunak, pengapuran sendi, radang sendi, atau masalah pada tendon yang mengelilingi lutut. Tingkat keparahannya beragam. Beberapa penderita hanya merasa seperti mendapat sedikit sengatan, sementara yang lain merasakan nyeri yang parah, sehingga melemahkan fisik dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Gejala-gejala yang sering muncul pada lutut adalah pembengkakan, munculnya warna kemerahan, timbul rasa panas, dan munculnya rasa nyeri yang signifikan, yang kadang-kadang sampai menimbulkan demam.
Sakit lutut yang umum terjadi merupakan akibat dari osteoartritis (osteoarthritis). Ini adalah penyakit yang disebabkan hilangnya cairan pengisi sendi (cartilage). Kerja berat, obesitas, diabetes, dan pola hidup salah menjadi pemicunya. Akibatnya, regenerasi cartilage terhambat. Jika ini terjadi, lama-lama cartilage itu habis. Bila habis, dampaknya sama dengan mesin motor kehabisan oli: tulang-tulang sendi saling berbenturan. Inilah yang mengakibatkan nyeri itu. Dan ini adalah akibat dari laju pertumbuhan cartilage yang tak sebanding dengan laju kerusakannya.
Cartilage adalah bagian sendi yang elastis, yang tersusun atas kolagen, berfungsi sebagai shock absorber pada sendi. Kalau begitu, kolagen sangat penting dong? Benar! Studi klinis oleh pakar kesehatan Jerman bernama Adam pada 1991 menyatakan, konsumsi kolagen secara rutin akan menurunkan sakit pada sendi (Welche Wirkung Haben Gelatinepraparate?, Therapiewoche, 41, 2456-2461). Sebelumnya, 1990, Prof. Moskowitz dari Case Western Reserve University, Ohio, Amerika Serikat, menyatakan, kolagen dapat menurunkan rasa sakit pada sendi dan meningkatkan fungsi sendi secara signifikan. Sedangkan LA Biomedical Research Medical Centre, Torrance, California, menemukan bahwa pemberian kalsium dan vitamin D malah tidak dapat menyembuhkan penderita osteoartritis.
Kini ada produk bernama Kola Go, berupa minuman serbuk yang mengandung kolagen halal dalam jumlah yang besar. Selain kolagen yang diolah dari tulang sapi, Kola Go juga terbuat dari whey, serbuk cokelat, dan mineral alga berupa kalsium dan fosfor. Sekarang, produk ini sudah bisa didapatkan di apotek, toko obat, dan outlet lainnya di kota Anda. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi IG @kolago.co.id dan FB @kesehatan sendi dan tulang.