Di lapangan bulutangkis terkadang kita melihat ada orang yang sudah berusia 70 tahun tapi masih gesit bermain. Mereka berlari ke sana kemari untuk mengejar, memukul, menangkis, dan mengembalikan cock. Sementara di tempat lain, kita kerap mendengar orang berkata begini: “Di umur yang sudah segini, saya tidak berani lagi melakukan olahraga berat seperti itu. Dengkul saya sudah tidak bisa diajak kompromi.” Padahal, orangnya baru berumur 50 tahun.
Mengapa bisa demikian? Selain faktor kebiasaan, tentu faktor dengkul. Lalu, mengapa dengkul sebagian orang cepat rapuh? Tentu karena sendinya tidak kuat. Mengapa tidak kuat? Karena tidak dirawat sejak muda. Bukankah itu faktor genetik? Peran faktor genetik sangat kecil. Yang besar adalah faktor perawatan.
Yang membuat sendi itu kuat adalah keserasian kerja tulang, tulang rawan, dan otot di sekitar sendi itu. Semua organ penting itu, dan terutama tulang rawan, sebagian besar terdiri atas kolagen. Sebenarnya, kolagen itu sudah ada di dalam tubuh. Tapi, sejak usia 25 tahun produksinya berkurang. Dan di usia 60 produksinya turun hingga 35%. Ini mengurangi integritas struktural kulit sehingga menyebabkan kulit mengendur dan tulang rawan pada sendi melemah. Untuk sendi, muncullah berbagai penyakit sendi dan tulang, seperti rematik, osteoartritis, atau osteoporosis.
Lalu apa sih fungsi kolagen itu? Ini dia: (1) Protein membentuk 20% massa tubuh, dan kolagen membuat sampai 30% protein tubuh manusia. (2) Ada 16 jenis kolagen, tetapi 80-90% kolagen tubuh terdiri atas 4 tipe. Tipe I fibril lebih kuat daripada baja. Kolagen ini sering ditemukan di kulit, tulang, dan jaringan ikat. Tipe 2 membentuk struktur tulang rawan. Tipe 3 membentuk struktur serat retikular. Tipe 4 membentuk basis membran basal sel. (3) Kolagen memberikan kulit kekuatan dan struktur, dan berperan dalam penggantian sel-sel kulit mati. (4) Produksi kolagen menurun seiring dengan usia, dan berkurang oleh paparan sinar ultraviolet serta faktor lingkungan lain. (5) Kolagen dalam produk medis dapat berasal dari manusia, sapi, babi, ikan. (6) Kolagen menarik sel-sel kulit baru untuk situs luka. (7) Produk kosmetik berupa lotion revitalisasi yang mengklaim untuk meningkatkan kadar kolagen adalah mustahil, karena molekul kolagen terlalu besar untuk diserap kulit. (8) Produksi kolagen dapat dipacu melalui penggunaan terapi laser dan penggunaan vitamin A. Jadi, sejak usia 25 tahun sebaiknya setiap orang rajin mengonsumsi kolagen.
Banyak produk berbasiskan kolagen yang ditawarkan di pasaran saat ini. Namun, sekitar 80% di antaranya berasal dari luar negeri, atau berasal dari bahan baku sintetis. Tentu kehalalan dan keamanan pemakaiannya dalam jangka panjang diragukan. Berbeda dengan Kola Go. Ini adalah minuman serbuk yang mengandung kolagen halal dalam jumlah yang cukup besar. Selain kolagen yang diolah dari tulang sapi, Kola Go mengandung whey, serbuk cokelat, mineral alga, dan fiber.
Kini, produk ini sudah bisa Anda dapatkan di apotek, toko obat, dan outlet lainnya di kota Anda. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi IG @kolago.co.id dan FB @kesehatan sendi dan tulang.