Tentu sudah banyak di antara kita yang mengenal osteoporosis. Penyakit yang juga dikenal sebagai pengeroposan tulang ini memiliki sifat khas, yakni massa tulang yang rendah yang disertai terjadinya penurunan kualitas jaringan tulang. Dan inilah yang bermuara pada kerapuhan tulang.
Osteoporosis kini tak memandang jenis kelamin. Kendati demikian, data statistik membuktikan bahwa penyakit ini banyak terjadi pada wanita pascamenopause, karena berhubungan dengan hormon estrogen. Dan hormon ini erat kaitannya dengan pembentukan dan penyerapan tulang. Banyak efek negatif yang bisa ditimbulkan osteoporosis, di antaranya patah tulang. Dan patah itu kerap terjadi pada pinggul. Ini membuat pinggul nyeri, gerak tubuh kaku, dan penampilan tak lagi menarik lantaran badan sudah terbungkuk.
Masih menurut statistik, osteoporosis jadi salah satu penyebab kematian terbesar manusia di usia lanjut. Hanya satu dari 6 wanita yang patah tulang pinggul mampu bertahan. Sekitar 25% meninggal dalam waktu 6-12 bulan setelah mengalami patah. Hal itu terjadi karena operasi penggantian pinggul bisa memancing problem lain, seperti aritmia, pneumonia, serangan jantung, komplikasi anestesi, dan infeksi. Untuk pria, angka ini bahkan lebih buruk. Juga menurut statistik, sekitar 30% dari semua kasus osteoporosis disebabkan oleh predisposisi genetik. Jadi, jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita osteoporosis, berhati-hatilah.
Untuk mencegah osteoporosis, sejak muda kita harus aware dengan tulang kita. Kebutuhan tulang mesti kita ketahui. Tulang beregenerasi dari waktu ke waktu. Saat kanak-kanak, tulang tumbuh dan mampu memperbarui diri dengan cepat. Tapi, pada saat kita berusia 16-18 tahun, tulang perlahan-lahan berhenti tumbuh, sementara massanya terus bertambah hingga usia akhir 20-an. Namun, proses ini melambat bersamaan dengan pertambahan usia. Perlahan tapi pasti kepadatannya berkurang, yang dimulai di sekitar umur 35.
Bagaimana mengatasinya agar kepadatan tulang tak berkurang? (1) Kurangi konsumsi gula. (2) Pilih makanan yang kaya dengan vitamin D, fosfor, dan kalsium. (3) Lakukan deteksi dini terhadap osteoporosis berupa pemeriksaan densitas tulang. (4) Dapatkan paparan sinar matahari pagi yang cukup. (5) Lakukan olahraga beban yang cukup. (6) Jaga keseimbangan estrogen. (7) Konsumsi kolagen, karena ia bisa membantu tubuh meningkatkan kepadatan tulang dengan cara meregenerasi tulang rawan dan otot yang mengelilingi tulang, terutama pada sendi.
Saat ini ada produk bernama Kola Go. Ini adalah minuman serbuk yang mengandung kolagen halal dalam jumlah yang besar. Selain kolagen yang diolah dari tulang sapi, Kola Go juga terbuat dari whey, serbuk cokelat, dan mineral alga berupa kalsium dan fosfor. Sekarang, produk ini sudah bisa didapatkan di apotek, toko obat, dan outlet lainnya di kota Anda. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi IG @kolago.co.id dan FB @kesehatan sendi dan tulang.